Blogger Template by Blogcrowds.

Ada ya?

Pada suatu malam, di saat kebanyakan orang sudah terlelap pada tidurnya, gue dengar suara dering telepon dari arah ruang keluarga gue. Gue angkat, terus gue denger suara seseorang dari seberang telefon meminta pertolongan kepada gue. Tadinya, dengan senang hati gue terima permintaanya. Kemudian gue memulai untuk mengerjakan apa yang ia minta karena gue pikir apa salahnya juga buat gue lakuin, sebenarnya ini juga belum terlalu larut. Gue coba lakukan di salah satu e-mail gue yang pertama, ga bisa, yang kedua, ga bisa juga. Kemudian gue putusin untuk nyoba dari laptop gue. Pertama ga bisa lagi, kedua, masi ga bisa, sampe akhirnya gue coba cara lain, cara lain, cara lain lagi. Udah sekitar tiga puluh sampai empat puluh lima menit berlalu. Masalah upload yang terlalu lama atau error yang bikin gue stress dan jadi gila. Tapi gue dah bilang "iya" dan bikin seseorang itu menunggu lama. Kemudian gue dihadapkan pada 2 pilihan : a. Nelfon setelah bikin dia nunggu lama dengan harapan bantuan akan segera datang. b. Gue coba terusin dan coba lagi sampai berhasil. Pilihan cukup mudah dengan pertimbangan gue, kalau gue bilang maaf engga bisa.... mungkin dia maafin tapi hatinya ga bener-bener maafin. Cuman di mulut, berfikir gue yang salah dan ngerjain dia setelah bikin dia lama menunggu walaupun di mulut dia dia bilang ".... gue salah". Akhirnya gue mutusin dengan mudahnya untuk memilih option b, karena tentu saja, alasannya juga jelas. Pilihan gue ga sia-sia karena akhirnya gue berhasil juga menemukan cara yang tepat, copast adalah cara terbaik karena gue ga bisa ngirim menggunakan attachment ga tau kenapa.

Setelah tugas berhasil diantarkan, gue telfon lagi si penelfon untuk memberi tahu bahwa tugas berhasil dilaksanakan walau ga seperti rencana. paling engga masih bisa dimanfaatkan. Gue kira jawabannya bakal sekedar, " ya udah, makasih ya ". Ternyata ga gitu juga. Dia kayak kecewa apa ga menghargai ya? Walaupun emang akhirnya dia makasih, tapi keluarnya kayak ga tulus. Buat yang baca ga usah nanya gue siapa orangnya, dan yang merasa cukup pikirkan aja sendiri. Tulis di blog juga boleh. Kalau belum punya bikin dan tulis. Simple. Mungkin nulis di blog bukan jadi jalan yang terbaik. Tapi gue nulis cuman biar bisa ngerasa lebih lega aja dan ga jadi bener-bener gila karenanya. Ini bukan yan paling parah, tapi tetap bisa membantu jiwa gue dari stress dan menjadi gila.

Mungkin ga banyak yang bisa gue tulis tapi ini penting untuk gue tulis.

0 Comments:

Post a Comment



Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda